Vera Rubin: Astronom Perempuan yang Mengungkap Misteri Materi Gelap

Vera Rubin: Astronom Perempuan yang Mengungkap Misteri Materi Gelap

“Sains berkembang paling baik ketika observasi memaksa kita untuk mengubah prasangka kita.” – Vera Rubin

Kalimat tersebut menggambarkan semangat seorang astronom perempuan yang berani menantang pandangan umum dan mengungkap rahasia alam semesta yang tersembunyi. Vera Rubin, seorang astronom Amerika, dikenal karena penelitiannya tentang rotasi galaksi, yang memberikan bukti kuat tentang keberadaan materi gelap, zat misterius yang tidak memancarkan cahaya atau energi, namun membentuk sebagian besar massa alam semesta.

Masa Kecil dan Pendidikan Awal: Cinta Astronomi yang Bersemi di Tengah Malam

Vera Florence Cooper Rubin lahir pada 23 Juli 1928 di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat. Ia adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya, Philip Cooper, adalah seorang insinyur listrik, sementara ibunya, Rose Applebaum, adalah seorang ibu rumah tangga.

Sejak kecil, Vera menunjukkan minat yang besar pada astronomi. Ia terpesona oleh bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit malam dan sering menghabiskan waktu berjam-jam mengamati langit melalui teleskop buatan sendiri. Vera juga gemar membaca buku-buku sains populer dan bermimpi menjadi seorang astronom.

Namun, pada masa itu, astronomi dianggap sebagai bidang yang didominasi laki-laki. Vera seringkali menghadapi diskriminasi dan diremehkan karena jenis kelaminnya. Saat mendaftar program pascasarjana di Princeton, ia ditolak karena kebijakan universitas yang tidak menerima mahasiswa perempuan di program astronomi. Namun, Vera tidak menyerah pada mimpinya. Ia melanjutkan studi pascasarjana di Cornell University dan Georgetown University, di mana ia berhasil meraih gelar doktor dalam astronomi pada tahun 1954.

Penelitian Rotasi Galaksi dan Bukti Materi Gelap: Mengungkap Rahasia Alam Semesta

Pada tahun 1960-an, Vera Rubin mulai meneliti rotasi galaksi, yaitu gerakan bintang-bintang di dalam galaksi. Ia mengamati bahwa bintang-bintang di tepi galaksi bergerak lebih cepat dari yang diperkirakan berdasarkan hukum gravitasi Newton. Hal ini menunjukkan bahwa ada massa tambahan yang tidak terlihat di galaksi, yang tidak memancarkan atau menyerap cahaya, yang kemudian dikenal sebagai materi gelap.

Penemuan Vera Rubin tentang materi gelap merupakan salah satu penemuan paling penting dalam kosmologi modern. Materi gelap diperkirakan membentuk sekitar 85% dari total massa alam semesta, namun sifat dan komposisinya masih menjadi misteri. Penemuan ini membuka pintu bagi penelitian lebih lanjut tentang materi gelap dan evolusi alam semesta.

Warisan Vera Rubin: Astronom Perempuan Pelopor dan Inspirasi bagi Generasi Mendatang

Vera Rubin meninggal dunia pada 25 Desember 2016 di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat. Ia meninggalkan warisan yang luar biasa sebagai seorang astronom perempuan pelopor yang membuka jalan bagi perempuan lain di bidang STEM. Rubin juga menjadi inspirasi bagi banyak anak muda, terutama perempuan, untuk mengejar mimpi mereka di bidang sains.

Selama hidupnya, Vera Rubin menerima banyak penghargaan atas kontribusinya pada astronomi, termasuk National Medal of Science, penghargaan sains tertinggi di Amerika Serikat. Ia juga menjadi anggota National Academy of Sciences dan American Philosophical Society. Sebuah observatorium besar di Chili, Observatorium Vera C. Rubin, dinamai untuk menghormatinya.

"Jangan biarkan siapa pun mengatakan bahwa kamu tidak bisa melakukan sesuatu. Jika kamu memiliki mimpi, kejarlah itu. Jangan biarkan siapa pun menghalangimu." – Vera Rubin